Day 13 di Magelang, kami baru selesai tur Gereja Ayam yang lumayan menguras tenaga, apalagi bawa anak. Matahari tepat di atas kepala, perut mulai lapar, dan yang paling terasa: anak butuh area bermain, bukan cuma kursi dan meja. Saya akhirnya mengarahkan mobil ke Kedai Bukit Rhema, cari ayam bakar Kedai Bukit Rhema untuk makan siang yang bisa dinikmati bareng-bareng. Begitu turun, lega rasanya lihat area luas, udara segar, dan suasana yang terasa ramah keluarga.
Baca Juga : Kuliner Magelang di Borobudur

Kenapa Saya Datang dan Mencicipi Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema
Jujur, saya datang dengan dua misi: makan siang yang enak dan tempat yang ramah anak. Setelah jalan cukup jauh di area Bukit Rhema dan Gereja Ayam, saya butuh porsi keluarga yang bisa disharing, bukan konsep “satu piring satu orang” yang bikin meja penuh dan anak makin gak betah. Info yang saya dapat, Kedai Bukit Rhema punya playground dan view alam yang menarik, jadi harapannya anak bisa tetap aktif bergerak sementara orang dewasa bisa menikmati makan siang dengan tenang.
Lokasinya sendiri masih di area Borobudur, jadi sangat masuk akal untuk dijadikan “pit stop” setelah tur pagi atau jelang sore. Dari segi suasana, konsep restonya terasa santai, bukan yang terlalu formal. Cocok buat kamu yang habis eksplor dan ingin “turun tempo” sebelum lanjut ke destinasi berikutnya. Saya suka tempat seperti ini, yang gak cuma fokus di makanan, tapi juga pengalaman lengkap: dari parkir, tempat duduk, sampai anak punya ruangnya sendiri.
Di kepala saya, ekspektasinya sederhana: ayam bakar yang matang merata, bumbu meresap, bisa dibagi untuk keluarga, dan pelayanan yang cukup cepat. Kalau ditambah playground dan view alam yang bikin mata istirahat, itu nilai plus yang bikin saya rela rekomendasikan ke banyak orang.
Pengalaman Makan: Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema, Porsi Keluarga, dan Alur Santai
Dari Pesan Sampai Tersaji – Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema
Begitu duduk, saya mulai dari menanyakan menu yang cocok untuk keluarga. Pilihannya jelas mengarah ke ayam bakar dengan porsi yang bisa disharing. Pelayan datang dengan ramah, menjelaskan pilihan paket dan menu pendamping, lalu mencatat pesanan dengan cukup sigap.
Waktu tunggu di Kedai Bukit Rhema berada di kisaran 10–20 menit, sesuai dengan info rata-rata mereka. Untuk standar resto keluarga yang menyediakan menu matang di tempat, ini masih sangat wajar. Apalagi anak sudah teralihkan dengan playground, jadi waktu menunggu terasa jauh lebih ringan. Saya sempat mengamati beberapa meja lain: sistem penyajiannya cukup teratur, makanan keluar bergantian sesuai antrean, bukan lompat-lompat yang bikin bingung.
Enaknya, tempat ini memang pas untuk dinikmati siang–sore. Di jam-jam itu cahaya masih bagus, udara belum terlalu dingin, dan view alam di sekitar kedai terasa lebih hidup. Kalau kamu datang di rentang ini, suasananya cocok untuk foto-foto santai sambil menunggu pesanan.
Rasa Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema dan Pendampingnya
Saat ayam bakar datang, yang pertama saya cek adalah tampilan dan aromanya. Kulitnya tampak kecokelatan dengan sedikit karamelisasi bumbu, tanpa bagian gosong berlebihan. Saat dipotong, dagingnya terlihat cukup juicy, tidak kering, dan ada lapisan bumbu yang menempel merata.
Dari segi rasa, bumbunya cenderung ke arah manis-gurih khas Jawa, dengan sentuhan asap yang ringan. Cocok untuk keluarga, karena tidak terlalu ekstrem pedas. Buat yang ingin sensasi lebih, biasanya disajikan sambal pendamping, sehingga kamu tinggal menyesuaikan sendiri tingkat “seru” di lidah. Tekstur ayamnya empuk, terutama di bagian paha dan dada, yang masih terasa lembut ketika digigit.
Sebagai porsi keluarga, ayam bakar ini menyenangkan untuk di-share. Kamu bisa ambil bagian tertentu untuk anak yang tidak suka pedas dan menyimpan bagian lebih berbumbu untuk diri sendiri. Lauk pendamping dan nasi membuat set makan siang terasa lengkap, bukan sekadar “ngemil berat”.
Informasi Praktis: Jam Ramai, Parkir, dan Durasi Kunjungan
Buat kamu yang suka merencanakan perjalanan dengan rapi, bagian ini penting.
- Enak dimakan saat: Siang–sore, terutama setelah tur pagi atau jelang matahari condong.
- Jam ramai: Sekitar pukul 12.00–15.00, bertepatan dengan jam makan siang dan wisatawan yang turun dari area Gereja Ayam maupun sekitar Borobudur.
- Parkir motor/mobil: Parkir di Kedai Bukit Rhema tergolong luas untuk pelanggan, jadi cukup nyaman untuk rombongan keluarga maupun grup kecil. Tidak ada drama parkir sempit yang bikin mood turun duluan.
- Sudah berdiri sejak: tidak tercantum secara spesifik, jadi saya memilih menikmati saja tanpa mengira-ngira tahun buka.
- Durasi di lokasi: Rata-rata 60–90 menit, sudah termasuk pesan, makan, foto-foto, dan memberi waktu anak bermain di playground.
- Lihat Lokasi : google maps
Dari pengalaman saya, waktu ini pas untuk makan santai tanpa harus terburu-buru, terutama kalau kamu datang bersama keluarga dengan anak kecil.
Ngobrol Singkat dengan Karyawan
Saya selalu suka mengobrol sebentar dengan karyawan, karena dari mereka kita bisa dapat insight sederhana yang berguna untuk merencanakan kunjungan berikutnya. Dari empat pertanyaan singkat, inilah rangkumannya:
- Menu anak favorit:
Staf bercerita kalau keluarga sering memesan menu yang rasanya lebih familiar untuk anak, seperti ayam goreng atau olahan ayam tanpa terlalu banyak bumbu pedas, plus tambahan nasi dan sayur ringan. Intinya, anak tetap makan nyaman tanpa harus “bernegosiasi panjang”. - Reservasi untuk grup:
Mereka menyarankan untuk reservasi dulu kalau kamu datang dalam bentuk rombongan, terutama di jam makan siang. Dengan begitu, mereka bisa menyiapkan meja dan alur penyajian lebih rapi, dan kamu tidak perlu menunggu terlalu lama untuk duduk. - Spot playground:
Playground ditempatkan di area yang mudah diawasi dari beberapa titik duduk. Jadi orang tua masih bisa memantau anak sambil makan. Ini sangat membantu, karena anak punya ruang untuk beraktivitas, sementara orang dewasa bisa menikmati makanan tanpa terlalu cemas. - Paket sharing untuk keluarga:
Karyawan menjelaskan bahwa ada paket yang cocok untuk sharing, sehingga satu set bisa dinikmati beberapa orang. Konsep seperti ini enak untuk keluarga, karena meja tidak terlalu penuh dengan piring terpisah, dan kamu bisa saling mencicipi dari satu sajian utama.
Obrolan singkat seperti ini yang membuat saya merasa tempat ini memang dirancang dengan mempertimbangkan kebutuhan keluarga dan grup.
Dibanding Resto Keluarga Lain di Area Borobudur

Di area Borobudur, ada cukup banyak resto keluarga yang bisa jadi pilihan setelah tur. Namun, Kedai Bukit Rhema punya kombinasi yang sedikit berbeda. Di satu sisi, dia tetap menawarkan kenyamanan resto keluarga area Borobudur: porsi yang bisa dibagi, menu yang ramah berbagai usia, dan suasana santai. Di sisi lain, adanya playground dan view alam membuat pengalaman makan terasa lebih “utuh”.
Jika resto keluarga lain mengandalkan variasi menu atau kedekatan dengan titik wisata tertentu, Kedai Bukit Rhema terasa kuat di pengalaman setelah aktivitas. Setelah naik-turun tangga, jalan keliling, atau foto di spot wisata, datang ke tempat yang luas, punya area bermain, dan menu ayam bakar yang cocok untuk keluarga memberi rasa “transisi” yang enak antara sesi wisata dan waktu istirahat.
Bukan berarti tempat lain kalah, tapi buat kamu yang membawa anak dan ingin menggabungkan makan siang dengan waktu bermain, Kedai Bukit Rhema jadi salah satu opsi yang sangat masuk akal.
Baca Juga : Sate Kambing Miroso Muntilan: Daging Empuk dan Asap Smoky
Tips Kunjungan: Biar Anak Happy, Orang Tua Tenang
Supaya kunjunganmu makin nyaman, beberapa hal ini bisa kamu pertimbangkan:
- Datang sedikit sebelum jam ramai
Kalau memungkinkan, datang sekitar sebelum pukul 12.00 atau setelah lewat puncak 13.00–14.00. Di jam ini, suasana biasanya sedikit lebih longgar, dan kamu punya lebih banyak pilihan tempat duduk. - Manfaatkan playground sejak awal
Begitu pesanan dicatat, kamu bisa mengizinkan anak untuk mulai bermain di playground. Waktu tunggu 10–20 menit akan terasa singkat ketika anak sibuk bergerak dan tertawa. - Pilih menu yang bisa dibagi
Untuk keluarga, paket atau porsi sharing akan lebih praktis. Meja tidak penuh, anak bisa ambil bagian yang paling ia suka, dan kamu bisa mengatur porsi sesuai selera masing-masing. - Siapkan jadwal dengan rapi
Kalau di hari yang sama kamu masih ingin melanjutkan ke destinasi lain, alokasikan waktu sekitar 60–90 menit di Kedai Bukit Rhema. Ini cukup untuk makan, beristirahat, dan memberi waktu anak bermain tanpa terburu-buru. - Pertimbangkan reservasi untuk rombongan
Kalau datang dalam grup besar, konfirmasi dulu via telepon/WhatsApp (cek info kontak resmi Kedai Bukit Rhema). Dengan begitu, meja bisa disiapkan dan alur makan siangmu lebih tertata.
Jadi Wajib Gak Nih untuk Makan Siang Keluarga dan Mencoba Ayam Bakar Kedai Bukit Rhema?
Buat saya, jawabannya wajib kalau kamu sedang mencari tempat makan siang di area Borobudur yang:
- Keluarga-friendly – Menu ayam bakar yang bisa dinikmati bersama, rasa yang aman untuk banyak lidah, dan pilihan yang bisa disesuaikan dengan anak.
- Luas – Area duduk lapang, parkir pelanggan lega, dan playground yang memberi ruang gerak untuk anak setelah seharian jalan.
- Nyaman – View alam yang menenangkan, suasana siang–sore yang pas untuk istirahat, dan alur pelayanan yang cukup rapi dengan waktu tunggu 10–20 menit.
Kedai Bukit Rhema bukan sekadar tempat makan setelah tur Gereja Ayam, tapi bisa jadi “ruang transisi” yang menyatukan momen wisata dan waktu keluarga. Kalau kamu sedang menyusun itinerary Magelang dan Borobudur, rasanya sayang kalau tidak memasukkan ayam bakar Kedai Bukit Rhema sebagai salah satu pilihan makan siang utama.




Pingback: Sore Santai di Pawon Luwak Coffee Borobudur: Ngopi Tipis, Camilan Ringan - Local x Food
Pingback: Getuk Trio Magelang: Oleh-Oleh Legit untuk Camilan Keluarga - Local x Food